Minggu, 24 November 2013

FUJIYAMA


FUJIYAMA
 

Gunung Fuji atau Fuji Yama (bahasa Jepang: Yama adalah gunung), terletak di perbatasan prefektur Shizuoka dan Yamanashi di barat Tokyo, berjarak ± 80 km dari ibukota Jepang yaitu Kota Tokyo. Gunung Fuji adalah gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter diatas permukaan air laut.
Gunung Fuji meletus sebanyak 18 kali sejak tahun 781 Masehi hingga tahun 1707 dan sampai sekarang gunung ini masih menghasilkan asap dari waktu ke waktu.
Menurut sejarah Jepang, Gunung Fuji didaki pertama kali oleh seorang biksu pada tahun 663 dan orang asing pertama yang mendaki Gunung Fuji adalah Sir Rutherford Alcock dari Inggris pada tahun 1860.
Puncak Gunung Fuji tertutup salju abadi sehingga menjadikan sebuah pemandangan yang sangat indah menawan. Dikaki gunungnya terdapat juga air terjun, danau dan hutan sehingga semakin menambah keindahannya.
Pada saat cuaca cerah di musim semi dan panas, gunung ini dapat dilihat dengan jelas dari Tokyo atau dari Yokohama.

Bagi Masyarakat Jepang, Gunung Fuji adalah termasuk gunung yang banyak di puja oleh orang Jepang, baik dari kalangan orang biasa sampai dengan artis.
Sebelum era Meiji, wanita dilarang untuk mendaki Gunung Fuji, karena puncak gunungnya dianggap sebagai tempat yang sangat sakral, yang selalu digunakan untuk tempat berdoa dan meditasi bagi umat Shinto and Budha.

Berkunjunglah pada puncak musim panas di Jepang, sekitar bulan Juli atau Agustus. Di puncak musim panas (Juli atau Agustus), Gunung Fuji lebih aman untuk didaki karena bebas dari salju, suhu udara relatif menjadi sejuk, hanya dipuncaknya saja ada salju abadi dan suhu sangat dingin. Pada musim pendakian ini pos-pos peristirahatan pendakian mulai di buka.
Selain orang Jepang sendiri, banyak turis dari luar negeri ikut mendaki.
Maka tak heran jika pada Juni 2013 lalu, gunung Fuji ditetapkan sebagai salah satu dari delapan warisan dunia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Gunung Fuji dikelola dengan baik dan ramah bagi para pendaki. Pendakian ke Fuji hanya dibuka pada bulan Juli-Agustus, selama dua bulan itu rata-rata Gunung Fuji dikunjungi lebih dari 300 ribu orang sepertiganya adalah turis asing. Dibalik keindahan panoramanya Fujiyama memiliki legenda cerita yang menarik. Dikisahkan pada jaman dahulu kala hidup sepasang kakek nenek di desa terpencil. Pekerjaan sang kakek adalah sebagai penebang bambu. Pada suatu hari ketika sang kakek akan menebang bambu, ia melihat bambu yang bercahaya seperti emas. Karena penasaran, maka sang kakek memotong bambu tersebut dan ternyata di dalam bambu itu ditemukan anak perempuan yang kira-kira tingginya 9 cm.

Sang kakek kemudian membawa anak perempuan itu pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, kakek memberi tahu nenek dan mereka akhirnya memberi nama anak itu Kaguya. Setelah merawat Kaguya, setiap kakek pergi ke gunung untuk menebang bambu, di dalam bambu tersebut pasti ditemukan emas. Kehidupan merekapun menjadi makmur berkat Kaguya.

Tak terasa putri Kaguya tumbuh menjadi sosok putri yang sangat cantik sampai kecantikannya itu tersebar ke seluruh pelosok negeri. Banyak orang-orang dari kalangan berada sampai pajabat kerajaan ingin mempersunting putri Kaguya, tetapi entah mengapa putri Kaguya menolak lamaran mereka. Putri Kaguya memikirkan cara untuk menolak lamaran mereka dengan menyuruh membawa barang-barang yang mustahil adanya.

Siapa yang berhasil membawa barang-barang yang diinginkan sang putri, maka dia akan menerima lamaran salah satu dari mereka. Barang-barang tersebut diantaranya adalah mangkuk suci sang Buddha, kalung yang terbuat dari bola mata naga, kipas bercahaya dan lain-lain. Para lelaki itu datang dengan membawa barang yang diminta, namun semua barang yang dibawa itu palsu karena barang yang diminta putri Kaguya tersebut mustahil ditemukan di bumi ini.

Malam bulan purnamapun akan segera datang. Sambil memandang bulan, putri Kaguya menangis dalam kesedihan. Kakek dan nenek merasa khawatir kenapa putri kesayangannya merasa sedih. Akhirnya pada tanggal 8 Agustus, putri Kaguya menyampaikan perasaannya kepada kakek dan nenek. Ia mengaku bahwa sebenarnya ia berasal dari bulan dan harus kembali ke bulan saat bulan purnama tiba. Putri Kaguya sedih karena harus meninggalkan kakek dan nenek yang dicintainya. Karena tidak mau kehilangan putri Kaguya, maka kakek dan nenek berusaha mempertahankan putri Kaguya saat sang putri dijemput oleh utusan bulan untuk kembali ke bulan. Namun usahanya itu sia-sia. Akhirnya putri Kaguya pergi menuju bulan.

Sebagai kenang-kenangan dan tanda terima kasih, putri Kaguya memberi Fushi no kusuri (Obat hidup kekal) kepada kakek dan nenek yang selama ini merawatnya. Sayangnya, kakek membakar obat itu karena ia merasa meskipun bisa hidup abadi dengan meminum obat itu, tanpa ada Kaguya di sisi mereka apalah artinya. Kakek membakar obat itu di atas puncak gunung tertinggi di Jepang. Gunung tempat sang kakek membakar obat itu kemudian diberi nama Fushi no yama (gunung abadi), dan gunung itu sekarang dikenal dengan nama Fujiyama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar