Selasa, 05 November 2013

Perbedaan Kebiasaan Budaya Jepang dan Indonesia



Perbedaan Kebiasaan Budaya Jepang dan Indonesia
Assalamualaikum kawan, Hai Wina mau berbagi nih! Seputar perbedaan kebiasaan masyarakat Jepang dengan masyarakat Indonesia. Saya tidak bermaksud untuk melecehkan bahkan menghina tanah air ini. Hanya saja Kita sebagai warga Negara harus bercermin untuk memperbaiki diri Kita menjadi semakin lebih baik lagi. Ini asli karya Saya sendiri lo, saya mendapatkan inspirasi dari beberapa sumber.

 Jepang merupakan salah satu negara maju termasuk dalam produsen kendaraan bermotor dan elektronik terbesar di dunia. Padahal secara geografis mereka sangat miskin, hanya 30% dari luas wilayahnya yang dapat dihuni.
Jepang dan Indonesia merupakan dua negara yang sangat jauh berbeda. Perbedaan itu dapat dilihat dari segi ekonomi, budaya maupun perilaku dan tingkah lagu masyarakatnya setiap hari. Dan ini adalah beberapa hal yang membedakan Jepang dengan Indonesia:
1. Budaya Transportasi Massal :
Kendaraan umum
            Di Jepang, tranportasi massal (umum) adalah transportasi yang menjadi pilihan terbaik. Karena selain menghemat, masyarakat dapat membantu perekonomian negaranya sendiri. Terlebih lagi di negeri Sakura ini transportasi massal dilengkapi fasilitas yang nyaman, bersih, aman. Sehingga tidak heran melihat orang-orangnya ada yg membaca buku, mendengarkan musik atau atau membaca majalah atau koran.
            Di Indonesia transportasi pribadi adalah favorit bagi masyarakat Indonesia, sehingga berdampak buruk bagi lalu lintas di Indonesia terutama di Jakarta. Ketika menaiki kendaraan umum, masyarakat Indonesia  di kendaraan umum juga memiliki kebiasaan seperti merokok dikendaraan umum, ngobrol , ngegosip, ketawa-ketiwi cekikikan, ngelamun, dan tidur. Pasti kalian tahukan bahwa asap rokok itu membahayakan paru-paru kita? Dan sudah pasti orang yang berada dalam transportasi umum merasa terganggu, apalagi pada jaman sekarang ini banyak sekali kaum hawa yang mengalami pelecehan seksual didalam transportasi umum. Dan pastinya kalian kaum hawa, tidak ingin kejadian ini menimpa Kita. Sebenarnya Saya merasa lebih memilih memakai transportasi pribadi, Kenapa? Karena Saya rasa transportasi umum di Indonesia tidak aman. Dan yang terakhir adalah banyak supir transportasi umum yang ugal-ugalan. Nah itu pastinya membuat kita merasa sangat tidak aman. Saya sebenarnya tidak menyalahkan masyarakat Indonesia, Saya memiliki saran jika pemerintah Indonesia meningkatkan keamanan sudah pasti masyarakat pun banyak untuk memilih transportasi umum. Dan tidak terlepas juga peran masyarakat untuk meningkatkan moral. Jadi tidak aneh jika masyarakat Indonesia lebih memilih transportasi pribadi.
2. Membuang sampah di tempat umum
Di Jepang, seperti halnya makan dikendaraan umum, sampah sisa makanan tersebut disimpan ke dalam saku celana atau dimasukkan ke dalam tas, kemudian baru dibuang setelah menemukan tempat sampah. Ketika buang sampah. Sampah dibuang sesuai jenisnya. Bahkan di jepang memiliki pengelompokan sampah untuk sampah dapur (organik), sampah untuk pecahan kaca, sampah plastik, sampah sterofoam, dan masih banyak lagi. Ini cukup terkesan rumit, tapi Saya paham ini merupakan demi kebersihan dan kenyamanan rakyatnya.
Di Indonesia ketika makan, makanan kemasan, mereka tidak sungkan untuk membuang sampah dimana saja. Apalagi jika disekolah para siswa membuang sampah pada kolong meja, padahal letak kelas dengan tempat sampah dekat. Dan kebiasaan masyarakat Indonesia adalah tidak membuang sampah dengan sesuai jenis sampah tersebut. Saya berpendapat bahwa jujur saja pemerintah kurang sigap dalam menangani sampah di Indonesia. Buktinya saja pemerintah hanya menyiapkan sampah organik dan anorganik dan itu tidak menyeluruh di setiap lingkungan di Indonesia. Dan perlu adanya respon masyarakat untuk mematuhi tata tertib. Dan tidak susahkan, kita hanya perlu mengelompokan saja? Betul?
Budaya tepat waktu
Di jepang tepat waktu, apalagi jika ada janji dengan seseorang. Di jepang biasanya jika membuat janji dengan orang lain datang paling lambat 5 menit sebelum waktunya , orang Jepang akan merasa malu jika mereka datang paling akhir walaupun tepat waktu. Di jepang jika kita tidak tepat waktu maka akan mengurangi kepercayaan orang itu kepada kita.
Di Indonesia sepertinya tanpa di sadari tidak tepat waktu sudah menjadi budaya , contohnya banyak orang-orang yg tidak peduli jika mereka datang terlambat ke kantor, kampus, sekolah atau ke manapun. Dan bahkan mereka tidak merasa malu. Mereka menganggap bahwa hal ini sepele, akan tetapi ini merupakan kedisiplinan yang harus dipertanggung jawabkan. Apalagi kasihan sekali jika orang yang kita tunggu, datangnya sangat telat, pasti merasa kecewa? Makanya jangan kecewakan orang lain.

3. Budaya Di Ruang Lingkup Sekolah Atau Kampus

Tempat duduk
Di Jepang, seperti halnya ketika dikelas pelajar-pelajar di Jepang tidak mau mengosongkan bangku paling depan, yang dikosongkan adalah bangku paling belakang. Di jepang pelajar-pelajar yg menempati tempat duduk di bagian belakang biasanya adalah pelajar-pelajar yang malas.
Di Indonesia ketika dikelas tempat duduk yang kosong adalah bangku yang paling depan, kebanyakan malah berebut bangku barisan belakang. Mungkin mereka terlalu gugup jika posisi terlalu dekat dengan guru atau dosen pengajar.

Ketika Pengajar Memberikan Materi Pembelajaran disekolah
Di Jepang ketika pengajarnya memberikan materi yang diajarkan, semua pelajar sunyi senyap mendengarkan dengan serius.
Di Indonesia ketika gurunya memberikan materi yang diajarkan, pelajarnya malah tengok ke kiri, ada yang ngobrol, tengok ke kanan, ada yag baca komik, tengok ke belakang, pada tidur. Hanya barisan depan yang serius mengengarkan , itu pun karena duduk pas di depan Guru! Tapi terkadang tak bisa dipungkiri jika materi yang disampaikan pengajarnya kurang dipahami atau merasa bosan. Tapi harus bagaimana lagi kita harus menghargai orang lain.

Mengerjakan tugas
Di Jepang di didik untuk deadline, ketika diberi tugas, hari itu juga siang atau malemnya langsung ke perpustakaan atau browsing internet untuk mencari bahan tugas.
Di Indonesia ketika diberi tugas, bisa dibilang Sistem Kebut Semalam (SKS). Kalau masih ada hari esok, ngapain dikerjain hari ini!

Ketika terlambat masuk kelas
Di Jepang, ketika terlambat masuk kelas, pelajar memohon maaf sambil membungkukkan badan 90 derajat, dan menunjukkan ekspresi malu dan menyesal tidak akan mengulanginya kembali.
Di Indonesia ketika terlambat masuk kelas, mereka hanya mengucapkan permintaan maaf, dengan ekspresi wajah yang datar-datar saja. Wkwkwk gak semuanya kali.
7. Sikap Fans                                                                                          
Haruka Nakagawa, salah satu member AKB48 mengatakan melihat perbedaan yang cukup unik antara fans Indonesia dan fans Jepang. Terlihat saat mereka di panggung, fans Indonesia terlihat tidak ragu ragu untuk berteriak keras dan sangat antusias serta bersemangat. Sementara fans Jepang ragu berteriak keras seperti fans Indonesia.
Haruka juga mengatakan dari segi encore, biasanya setelah lagu selesai, fans di Jepang akan langsung berteriak meminta encore atau istilah lainnya adalah meminta sang artis untuk menyanyikan lagu tambahan. Fans Indonesia lebih memberi waktu bagi para artis untuk istirahat terlebih dahulu sebelum mereka meminta encore.
8. Budaya Membaca Buku
            Di Jepang harga buku terbilang murah. Jadi pantas saja masyarakat Jepang pintar dan menjadi Negara maju. Di Jepang tidak ada hari tanpa membaca buku, dimana pun kita berada pasti kita akan menemukan ada saja yang membaca buku, baik di transportasi, ditoilet, dikafe, dan masih banyak lagi. Karena menerut mereka ini merupakan suatu kebutuhan. Luar biasa!
            Di Indonesia harga buku terbilang mahal, menurut data yang pernah saya baca bahwa pajak buku di Indonesia  dapat dikatakan mahal. Pantas saja masyarakat untuk  berpikir oanjang untuk membeli sebuah buku. Bahkan ada seorang pengarang yang gulung tikar karena pajak buku di Indonesia terbilang mahal. Padahal buku merupakan gudang ilmu.

9. Hidup Satu Atap
Indonesia memiliki istilah “Kumpul Kebo” atau suatu larangan bagi seorang gadis dan pemuda yang tidak menikah untuk tinggal di bawah satu atap yang sama. Hal ini sudah menjadi norma yang mengakar di kebudayaan Indonesia. Patut diancungi jempol!
 Di Jepang istilah seperti “Kumpul Kebo” tidak digunakan. Orang Jepang mentolerir kehidupan di bawah satu atap yang sama tersebut, apalagi jika pasangan tersebut mempunyai status berpacaran. Jangan ditiru ya Kawan!
10. Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang
Ojigi
 Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dan sebagainya. Ada dua jenis ojigi : ritsurei  dan zarei . Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan perasaannya yang ingin disampaikan sangat dalam. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat.
Jabat Tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan.
Cium Tangan
Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
 Tradisi cium tangan lazim dilakukan di Indonesia  sebagai bentuk penghormatan .
Cium Pipi
 Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.
 Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia, sebagai ungkapan kasih sayang.
11. Sifat Dasar
Ramah dan sopan 
            Penduduk Jepang biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun itu orang asing yang belum mereka kenal.
Sama halnya dengan budaya di Indonesia tetapi berbeda dengan budaya barat, budaya Jepang memperhatikan penghormatan dan sikap sopan kepada orang yang memiliki status sosial lebih tinggi atau lebih tua. Berarti yang lebih muda merasa terabaikan gitu? Bahasa Jepang juga memiliki kosa kata khusus yang digunakan untuk menunjukkan penghormatan atau yang lebih sopan seperti tata krama di Indonesia. 
Pribadi yang Ekspresif 
            Ciri ekspresif ini juga yang menjadikan orang Jepang adalah teman mengobrol yang asyik. Dengan sifat ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan empati. Tidak peduli seberapa sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik karena respon ekspresif yang diberikan oleh orang Jepang. Mungkin ini juga alasan mengapa di setiap program TVnya entah itu acara berita atau hiburan, melibatkan begitu banyak presenter.
            Di Indonesia orang yang mempunyai topik pembicaraan yang membosankan, mereka akan langsung melakukan sikap yang memperlihatkan kebosanan tersebut tanpa sungkan. Mungkin setiap orang memiliki sikap masing-masing. Seharusnya kita harus menghargai orang lain.
Menghargai Suatu Usaha / Proses
            Ini adalah salah satu karakter positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat menghargai usaha dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh seseorang tidak sesuai dengan yang diharapkan, tetapi jika orang tersebut sudah berusaha dengan sangat keras, maka mereka akan mengapresiasi dengan baik orang tersebut. Sikap menghargai usaha ini juga tampak dari ekspresi mereka yang selalu bersemangat menyongsong setiap pekerjaan dan tantangan, karena mereka yakin dengan semangat dan kerja keras akan memberikan hasil yang baik. dilambangkan dengan ucapan otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah).
            Orang Jepang juga menghargai jasa orang lain. Hal ini dibuktikan dengan ringannya mereka dalam mengatakan arigatoo (terima kasih) ketika mendapat bantuan orang lain dan tidak menggap remeh jerih payah orang lain meskipun bantuan itu tidak seberapa. Nah gitu kan menghargai, Good!
            Di Indonesia, banyak yang sering melihat hanya dari hasil saja, seharusnya kita harus menghargai proses dari hasil tersebut. Seperti halnya dalam ulangan. Rata-rata guru hanya melihat hasil nilai dari anak tersebut, padahal guru tersebut tidak menyadari bahwa anak yang mendapatkan nilai yang bagus tersebut dari hasil mencontek. Dan bahkan guru akan memarahi anak yang meraih nilai yang pas-pasan atau jelek, tapi mungkin saja anak yang memperoleh nilai yang pas-pasan itu anak yang selalu menghapal, berusaha, bahkan tidak menyontek.
Bekerja Keras
Masyarakat Jepang untuk ini benar-benar membuktikannya. Dulu mereka setelah porak-poranda akbiat perang dunia ke II. Hanya membutuhkan waktu tidak lama untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia. Dan kebiasaan mereka yang ber-harakiri (bunuh diri) apabila mereka gagal. Astaga…

Pesan Motivasi : Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah habis. Tapi selagi masih ada satu harapan, Raihlah dengan kerja keras dan anda pasti SUKSES.
Kata mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan,      yang ada adalah kita kurang bekerja keras.
Orang Indonesia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali kalau terpaksa. Ya, kalo lagi males gimana lagi, daripada dikerjakan dengan terpaksa? Benarkah?
Disiplin
            Di Jepang mereka itu seperti robot, sepertinya peraturan misalnya jika peraturan sudah begitu, ya harus begitu. Karena mereka menyadari bahwa peraturan itu demi kepentingan bersama
            Di Indonesia, “Hidup-hidup Gue, kenapa lo ngatur?” Setuju tidak?

Cukup sekian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Maaf bila menginggung perasaan, hanya saja Saya ingin kita untuk berintrospeksi diri. Bagaimana Negara kita maju jika tidak ada perubahan. Betulkan? Setujukan?
Dan saya menyadari bahwa rakyat Jepang tidak sepenuhnya berbiasaan terlalu arif dan bijaksana. Karena di Dunia Ini Tidak Ada yang Sempurna!

1 komentar: