Jumat, 22 November 2013

PENDIDIKAN


Pendidikan di Jepang
Sistem pendidikan indonesia dengan sistem pendidikan di jepang jauh berbeda. Di negara jepang, pendidikan benar-benar diperhatikan. sedangkan di Indonesia kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Maka wajar bangsa tersebut memiliki peringkat dalam pendidikan dan teknologi internasional. seandainya negara indonesia menggunakan sistem pendidikan jepang, tidak menutup kemungkinan bahwa indonesia memiliki SDM yang benar-benar berkualitas dalam jumlah yang banyak. berikut perbedaan sistem pendidikan indonesia dengan sistem pendidikan negara jepang.
           Di indonesia, pendidikan wajib hanya sembilan tahun. Sedangkan pendidikan di Jepang terdiri dari sistem 6-3-3-plus yaitu enam tahun sekolah dasar, tiga tahun SMP, dan tiga tahun SMA, plus 2 sampai 4 tahun kuliah atau universitas; 1 sampai 4 tahun kuliah pelatihan khusus ( special training college ). Sembilan tahun pendidikan pada sekolah dasar dan SMP adalah wajib ( usia 6 sampai 15 tahun ), dan tidak dikenakan biaya sekolah selama periode ini. Semua anak yang telah mencapai usia 6 tahun pada 1 April tahun ajaran tersebut layak untuk mendaftar pada tingkat pertama di sekolah dasar.

Di sekolah dasar, murid belajar Bahasa Jepang, Pelajaran lingkungan hidup, musik, menggambar dan kerajinan tangan, ilmu sains, ilmu-ilmu sosial, aritmatik, homemaking, dan pelajaran kesegaran jasmani. Mereka juga akan menerima pelajaran pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan pelajaran-pelajaran topik ( topic studies ). Murid SMP belajar Bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, ilmu-ilmu sains, musik, kesehatan dan pendidikan jasmani, seni industri, dan homemaking, dan bahasa asing. Mereka juga akan menerima pelajaran pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dan pelajaran-pelajaran topik ( topic studies ). Hampir semua sekolah mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asingnya.

Di sekolah dasar, kelas dipimpin oleh guru kelas sedangkan di SMP, setiap mata ajaran ada gurunya masing-masing. Tidak ada biaya sekolah dan buku-buku diberikan tanpa dikenaan biaya sepeserpun. Akan tetapi, biaya untuk makan siang, kunjungan lapangan, dan tamasya, dan alat tulis manjadi tanggungan orang tua. berbeda dengan indonesia yang selalu melakukan pembayaran SPP per bulan. ditambah lagi dengan biaya tambahan untuk fotocopy soal, pembelian buku cetak, pembelian buku kerja siswa, dan lain sebagainya

Murid juga tidak harus mengulang tingkat yang sama. Akan tetapi jika murid kehilangan waktu belajar akibat sakit atau sebab-sebab lain, mereka bisa tinggal di tingkat yang sama. Untuk melanjutkan ke SMA setelah menyelesaikan pendidikan wajib, murid harus lulus ujian saringan masuk. Ketika seorang murid mendaftar di sekolah dasar atau SMP, mereka akan ditempatkan di tingkat yang sesuai dengan umurnya. Ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan karena tahun ajaran sekolah terkadang berbeda tergantung pada negara masing-masing



Itulah sebagian dari perbedaan sistem pendidikan indonesia dengan sistem pendidikan jepang yang membuat negara jepang menjadi nagara yang begitu maju

Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup). Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun. Penduduk terdaftar yang memiliki anak usia wajib belajar akan menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke sekolah. Sebagian besar lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.
Sekolah negeri atau sekolah umum (公立学校 kōritsu gakkō) diselenggarakan oleh pemerintah prefektur atau pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama negeri dikelola pemerintah kota. Sebagian besar sekolah menengah atas dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota. Sekolah swasta (市立学校 shiritsu gakkō) diselenggarakan oleh badan hukum.
Struktur pendidikan
Tahun ajaran dimulai bulan April. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari Senin hingga Jumat (sekolah negeri) atau Sabtu (sekolah swasta). Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 semester yang dipisahkan oleh liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih panjang. Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut berada. Di Hokkaido dan tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih pendek.
Akibatnya, standar pendidikan yang tinggi di Jepang dapat terlaksana.
Beberapa sekolah swasta, diantaranya ada yang menawarkan program pendidikan "enam tahun" dengan menggabungkan jenjang SMP dan SMA. Sekolah Spesialis dapat menawarkan program pendidikan lima tahun dengan menggabungkan jenjang "SMA dan dua tahun junior college". Dalam hal ini terdapat dua pilihan pendidikan tersier: junior college (dua tahun) dan universitas (empat tahun).
Satu tahun ajaran terdiri atas tiga bagian: musim panas, musim dingin dan musim semi, yang masing-masing diikuti dengan periode liburan. Tahun ajaran dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya.

Kurikulum Pendidikan

Kurikulum sekolah dasar meliputi: bahasa Jepang, ilmu pengetahuan sosial, matematika, sains, musik, seni dan kerajinan, kerumahtanggaan dan pendidikan jasmani. Pada tahap ini, waktu yang lebih lama dan penekanan diarahkan kepada pelajaran musik, seni rupa dan pendidikan jasmani.
Pengajaran moral dilaksanakan sekali dalam seminggu dan mulai diperkenalkan kembali ke dalam kurikulum pada tahun 1959, tetapi pelajaran ini dilaksanakan bersama-sama dengan mata pelajaran non-akademis sebagai bagian upaya pendidikan dan pembentukan "manusia seutuhnya" yang dipandang sebagai tugas utama dari sistem sekolah tingkat SD. Pendidikan moral juga dipandang lebih efektif dijalankan melalui kegiatan rutinitas sekolah dan interaksi sehari-hari yang berlangsung selama kegiatan kebersihan kelas dan kegiatan makan siang di sekolah.
Kurikulum tingkat menengah terdiri dari bahasa Jepang, matematika, ilmu sosial, sains, bahasa Inggris, musik, seni, pendidikan jasmani, kunjungan lapangan, tatap muka klub dan wali kelas.
Kurikulum pada jenjang sekolah tinggi mengadopsi kurikulum sekolah tinggi yang berbeda, konten kurikulumnya ada berisi pelajaran umum atau ada yang khusus tergantung pada berbagai jenis sekolah tinggi.
Sekolah tinggi dapat digolongkan ke dalam dua jenis perguruan tinggi, sebagai berikut:
  •      Sekolah menengah akademis elit, merupakan sekolah yang menghimpun "creme de la creme" dari populasi siswa yang ada dan sebagian besar lulusannya melanjutkan ke universitas-universitas papan atas nasional.
  •      Sekolah tinggi akademik non-elit, seolah-olah ini mempersiapkan siswa masuk universitas atau perguruan tinggi kurang bergengsi, tetapi dalam kenyataannya sejumlah besar siswa memilih sekolah speasialis swasta (senshuugakko), yang mengajarkan mata pelajaran seperti pembukuan, bahasa dan pemrograman komputer. Sekolah-sekolah ini merupakan sekolah pilihan utama di Jepang.
  •      SMK yang menawarkan kursus dalam perdagangan, mata pelajaran teknis, pertanian, homescience, keperawatan dan perikanan. Sekitar 60% dari lulusan mereka memasuki pekerjaan penuh-waktu.
  •      Korespondensi Sekolah Tinggi menawarkan berbagai bentuk pendidikan fleksibel untuk 1,6% dari siswa SMA biasanya mereka yang tidak mampu menyeleasakan jenjang sekolah tinggi karena berbagai alasan.
  •      Program Evening SMA digunakan untuk memberikan pengajaran bagi siswa miskin tetapi memiliki ambisius yang tinggi untuk memperbaiki kekurangan pendidikan mereka. Tapi belakangan waktu, sekolah-sekolah tersebut cenderung diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, yang termotivasi akibat rendahnya pencapaian prestasi mereka.
NOTE:
Di Jepang, Orangtua sudah menetapkan masa depan anak sejak kecil (sblm anak mulai sekolah). Di rumah ibu mengawasi anaknya belajar, mengirim ke tempat les/mendatangkan guru les ke rumah. Sekolah yang elit sejak SD hingga Universitas akan mendatangkan masa depan yg cerah, karena banyak perusahaan Jepang yg memilih pegawainya dr universitas-universitas ternama (bahkan sudah dipilih n dipesan sejak org itu masih berstatus mahasiswa yg lulusnya nanti akan bekerja di perusahaan itu). Maka, ortu menyuruh anaknya untuk bisa kuliah di universitas terkenal, agar bisa masuk universitas terkenal maka harus pintar dan biasanya sekolah di SD-SMA yg terkenal.
Disiplin pendidikan sangat ketat, jadi banyak anak stress.
Akibatnya banyak yang bunuh diri/menindas teman-temannya.
Hal ini berlaku dari zaman dulu hingga tahun 2000.



Untuk mengatasinya, maka pendidikan Jepang dirubah yg disebut "Yutori       Kyouiku”, yaitu pendidikan yang lebih longgar. Misalnya hari Sabtu diliburkan dan buku pelajaran lbh tipis. Namun akibatnya siswa jadi bodoh. Sistem ini pun dihapus, lalu diganti dgn istilah "datsu yutori kyouiku”, hari Sabtu tetap libur, tapi buku jadi tebal kembali. Selain itu, di jaman sekarang lulusan Todai (Universitas Tokyo) sdh tdk menjadi favorit lg. Mengapa? Karna image mahasiswa Todai itu terlalu rajin belajar, terlalu pintar, kurang gaul, cupu, dsb. Jd banyak perusahaan yg lbh suka memilih pegawai baru dari universitas favorit ke 2, ke 3, dst. Jaman sekarang juga kemungkinan untuk bisa diterima di sekolah favorit sangat besar, karna sensus penduduk Jepang (koureika shakai) menyatakan bahwa jumlah anak muda lebih sedikit daripada jumlah orag tua. Oleh karena itu, Jumlah murid yang sedikit menyebabkan pesaingnya pun sedikit. Bahkan ada sekolah ditutup karna kekurangan murid.



Pendidikan umum di Jepang tentang dunia internasional itu sangat minim, mereka tdk diajarkan bahas aasing yang benar sesuai standar, peta dunia, sejarah dunia, politik, ekonomi, dsb. Pendidikan mereka hanya berpusat di Jepang saja. Kalau pun org Jepang tau tentang dunia luar, itu hanya orang yg sering keluar negri, kuliah bhs asing internasional, yg jmlhnya sedikit. Sejarah mereka pun ada yg tdk sebenarnya (ditutup-tutupi). Contohnya mereka tdk tau kalau mereka pernah menjajah bangsa asing yaitu Indonesia.




Beberapa hal berikut harus diperhatikan ketika sekolah menyusun kurikulumnya :
1.  Mengacu kepada standar kurikulum nasional
2. Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa
3. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
4. Memperhatikan step perkembangan siswa
5. Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA
Secara garis besar penyusunan kurikulum sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan sekolah
2. Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah
3. menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA
4. Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar